Halaman

27 November 2008

KREATif Bandung: untuk Syekh Puji

Debbora Margaretha

Memberi komentar tentang kasus pernikahan Syekh Puji (40-an tahun) dan seorang anak yang bernama Ulfa ini (12 tahun), saya akan sedikit mengutip pandapat seorang filsuf yang berbunyi ”sesuatu akan jadi baik jika dilakukan tepat pada waktunya”

Tentunya pasti kita setuju dengan pendapat ini dan tentunya juga kita sepakat pastinya bahwa masa anak-anak adalah masa terindah dalam hidup kita, masa dimana kita belajar banyak tentang kehidupan, berlomba-lomba mencari ilmu dan pengetahuan serta merasakan bagaimana indahnya dunia yang diciptakan oleh sang pencipta bagi kita. Dan masa seusia Ulfa inilah adalah kesempatan yang paling tepat untuk kita semua mencapainya. Apakah kita bisa yakin jika pada saat Ulfa ini telah berstatus “telah milik orang” ini masih bisa merasakan indahnya masa anak-anaknya???? Mungkin Ulfa sendiri terlalu sibuk nantinya dengan urusan keluarga dan rumah tangganya. Dan secara biologis, apakah tepat anak seumuran ini menjadi seorang ibu yang akan mendidik anak-anaknya??? Jika ini adalah prinsip hidup dari Syekh Puji, tentunya mungkin bapak temasuk orang teraneh didunia ini…….

Hendra Wangsa

Mengenai kasus Syekh Puji ini, kalo sedikit mengacu pada konteks agama, agama tidak mempermasalahkannya asal sesuai ketentuan saja, dan saya rasa mungkin Syekh Puji tentu lebih mengerti daripada saya. Tapi untuk kondisi sekarang ini, rasanya kurang lumrah untuk dilakukan. Masa’ anak usia 12 tahun menikah dengan kakek-kakek 40 tahunan, masa’ seorang anak yang seharusnya duduk manis dibangku sekolah harus menenteng suami dan anak-anaknya pada suatu waktu.

Pada dasarnya ini bukan masalah pantas atau tidaknya untuk dilakukan, tapi melihat hal ini, perilaku ini masih dianggap ketidakwajaran atau ketidak normalan dari ‘kakek” ini. Kalau saja alasan kakek ini menikah dengan Ulfa ini untuk mencari pengganti sekaligus penerus perusahaannya, kenapa tidak dijadikan saja “Ulfa” ini sebagai anak angkat. Jangan mengatasnamakan agama atau alasan sosial lainnya hanya untuk menutup ketidaknormalan ini.

Dhimas H

“Anak-anak tetaplah seorang anak-anak”

Walaupun perempuan yang telah baligh telah bisa dianggap dewasa, tapi pada konteks ini “Ulfa” masihlah tetap anak-anak, tidak mungkin secara cepat menjadi dewasa atau secara “karbitan” jadi orang dewasa, walaupun pada kasusnya phisicly dan pemikirannya telah dewasa. Secara psikologi, tahap perkembangan pada diri sesorang tidak dapat dipercepat atau diperlambat, atau mungkin untuk dikendalikan, dengan resiko tidak sesuai dengan yang diinginkan. Bayangkan saja seorang Ulfa anak yang berumur 12 tahun harus mengganti alat-alat tulis di tangannya dengan alat kontrasepsi!!!!

Bambang Purnama Hadi

Satu atau dua hari lagi……atau….

Dua atau tiga minggu…….lagi…..

Kita belum tahu efek negatif buat anak ini…

Tapi apa kita bisa jamin…….

Dua atau tiga tahun lagi….

Kondisi psikologi anak ini tetap seperti biasanya….

Wisnu

Menurut saya adalah hal yang tak bisa dibenarkan alasan Syekh ini berbuat seperti ini karena untuk mengikuti sunah dari nabi Muhammad, karena jika Syekh ini benar-benar ingin mendidikasikan pada agama, toh masih banyak lagi sunah-sunah nabi yang lebih diutamakan. Nabi Muhammad menikah dengan Aisyah yang ketika itu masih berumur 9 tahun dengan alasan-alasan khusus, apa Syekh bisa jamin alasan Syekh menikah dengan anak ini selain karena alasan paedophilianya????

Ratna Ayu Nariswari

Menurut saya, secara tegas saya katakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Syekh ini diluar batas kewajaran dan diluar kemanusiaan. Harga diri saya sebagai seorang perempuan rasanya telah hina diinjak-injak atas perlakuan Syekh ini. Walau bagaimanapun usia Ulfa masih sangat belia sekali untuk menjadi seorang pendamping hidup bagi orang lain, sekalipun laki-laki terpandang didunia ini yang minta menikahkannya, jangan pernah menganggap bahwa derajat perempuan lebih rendah dari laki-laki, sehingga laki-laki (Syekh_red) semau hati mempermainkannya. Saya berpikir, seorang wanita dewasa saja masi tetap merasa kesusahan ketika mengandung seorang anak, apalagi seorang anak seumuran itu yang juga harus mengandung anak??? Masih banyak kok, wanita-wanita “berumur” yang pantas dan cocok jadi pendamping Syekh ini. Dan tentunya masa anak-anak adalah suatu masa yang paling berharga dalam hidup seseorang, tidak bisa terganti oleh apapun, sekalipun itu uang 3 milyar. Dan seharusnyalah anak-anak dapat diekplorasi bakatnya bukan malah diekploitasi…..

Sari Devi Okzelia

Ini adalah bukti bahwa dunia anak yang ada sekarang belum terbebas dari belenggu penjajahan orang-orang dewasa yang lebih berkuasa dan dunia yang ada sekarang ini tak aman lagi bagi kita…….. anak-anak……

Fahmi Taufiqulhadi

Menurut saya, bagi masyarakat Indonesia, pernikahan ini bukan hal yang luar biasa lagi, karena sudah sejak zaman dulu kala, kakek-nenek kita atau para sesepuhnya juga menikah ketika rata-rata seumuran Ulfa ini. Tapi untuk zaman sekarang, hal ini telah menjadi mimpi masa lalu negeri ini, hal ini telah dianggap ketinggalan zaman. Masa anak-anak adalah masa paling indah dalam hidup kita, kita semua pasti menginginkannya dan tidak mau masa anak-anak kita dirusak oleh siapa pun, dan mungkin termasuk juga Syekh puji ketika kecil dulu???

Indah Riezky Pratiwi

Dasar orang gila….

Sudah gila harta….gila hormat….

Sekaligus gila nafsunya…..

Wong cilik kok diembat juga……

Irma Suryanti

Kok ada sih orang tua yang tega membiarkan hal ini terjadi????

Anak adalah harta dunia yang paling berharga yang harus dirawat dan dijaga….

Tidak ada komentar: