Halaman

12 Juli 2008

Inilah Awal Hidup Kita

“Anak” adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. (Dikutip dari UU nomor 23 tahum 2002 Bab I butir 1). Bukannya bermaksud menjadikan diriku anak-anak lagi, tetapi memang usiaku yang telah menginjak 18 tahun ini memang sudah bukan lagi anak kecil. Meskipun demikian, usiaku yang saat ini masih bisa membawaku mengikuti Creative Writing Workshop pada 4 – 8 Juli 2008 di Jakarta lalu, yang memang notabene lebih ditujukan untuk anak-anak.

Bahagia sekali!!,..seru!!,..asik,...gila,...keren!!,...amazing!!!!!...

Ribuan bahkan jutaan kata-kata terindah tidak akan pernah bisa memproyeksikan rasa bahagiaku mengikuti lokakarya itu. Jutaan kebahagiaan, pengalaman baru, dan persahabatan telah kutemukan di dalamnya. Bersamaan di dalamnya kutemukan juga berbagai pelajaran-pelajaran menulis yang memang menjadi inti pokok maksudnya. Namun, satu hal yang pasti bawasanya semua ini bercampur aduk menjadi satu, bak ibarat permen Nano-Nano, ada rasa manis, asam, asin, ramai sakali rasanya!! Asik banget!!

Pengalaman di Pulau Seribu pun tidak kalah menariknya, dimana disana mulai terbentuk berbagai interaksi di antara para peserta yang bercampur dengan pesona alam di dalamnya. Namun, dibalik semua ini persahabatan yang erat sudah memikat hati masing-masing kami. Sehingga saat hari perpisahan tiba, yang terluap pun tidak tertahan lagi, bak bendungan yang sudah tidak kuasa lagi menahan kuatnya arus air yang membanjir. Begitu juga dengan rintihan air mata ini. Mungkin memang telah tersamar, tetapi aku yakin di setiap hati kami, baik itu peserta, pendamping, maupun panitia sedang menjerit dan menangis haru merasakan akhir dari perjumpaan kami, perpisahan itu. Perpisahan yang sebenarnya menjadi awal dan bukan akhir dari semuanya. Awal dari perjuangan hidup para penulis-penulis muda Indonesia...

“Jangan bersedih teman-temanku...
Mungkin wajah ini tak akan nyata lagi berkumpul...
Tawa ini akan semakin memudar...
Tak ada lagi rumah susun di dalam hotel..
Tak ada lagi tari dan nyanyi yang kita lakukan bersama...
Karena waktu ini tak bisa diputar...
Tetapi tekat dan hati ini akan tetap bersama...
Mungkin kita tak bersapa lagi...
Namun persahabatan ini telah terpaku...
Di hadapan lautan membiru...
Di tengah seribu pulau..
Di dinginnya air yang sama...
Di tengah tawa bersama...
Semangat kita tetap sama...”




“Jika kau ingin menulis, tulis dan teruslah menulis...”
(Ajaran Zen)


oleh: Yudistira Riyadi
Ex. SMA Kolese de Britto Yogyakarta
KREATif Jogja-Jateng