Halaman

24 Desember 2010



Komunitas Remaja Pena Anak Kreatif (KREATif) mengucapkan

SELAMAT NATAL
DAN
TAHUN BARU 2011
Semoga kita semua selalu dalam
lindungan Yang Maha Kuasa



09 Desember 2010

Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia

Sekelumit kata dari penulis :

Puisi ini ditujukan bagi para koruptor yang sudah menyengsarakan rakyat Indonesia sekaligus guna memperingati hari anti korupsi dunia yang jatuh pada 9 Desember. Tak sadarkah kalian setitik uang haram yang kalian makan itu membuat kami menderita? Anak-anak kelaparan, tidak bisa sekolah bahkan tidak bisa hidup layak itu semua gara-gara kalian! Asal kalian tahu, kami capek, tikus berdasi! Kami capek! Cukup sudah kami bungkam! Dan kini saatnya kami berbicara, menguak sebuah kebenaran yang selalu kalian tutup-tutupi! Saya tidak berharap banyak, namun semoga dengan adanya goresan pena ini kalian dapat tersadar dari ‘nina bobonya’ hasrat setan dan anak-anak bangsa dapat kembali hidup layak sebagaimana biasanya.


Ketika Century Jadi Misteri

KREATif DKI Jakarta : Noval Kurniadi

Ketika century jadi misteri…

Pihak terkait naik ferarri

Membuat masalah jadi siri

Nasabah pun bak biri-biri

Bingung, lalu berlari-lari

Bertanya-tanya kesana kemari

Dimanakah uang kami, century?

Ketika century memotong tali…

Pihak terkait mendadak tuli

Hingga akhirnya tak peduli

Lalu pergi dengan naik heli

Tapi nasabah tercebur kali

Bingung berkali-kali

Hingga berkata, uang kami harus kembali!

Ketika century berbadan bohai…

Pihak terkait jadi lemah gemulai

Sementara nasabah bak makan cabai,

Yang tersiram sekuah gulai

Namun pedas tak pakai selai

Yang kata orang janganlah ‘lebai’

Hingga terkesan jadi lalai

Sudahlah, tak usah ditutupi lagi

Apakah mau menjadi ragi?

Kejujuran harus dibagi

Jika tidak, siaplah merugi

Sudahlah, tak usah berbohong

Apakah mau hatimu bolong?

Sudah tahu dirimu ompong

Maka jujur harus disokong

Sudahlah, tak usah mengumpat

Apakah mau gigi tinggal empat?

Kami tahu kau tutup rapat-rapat

Maka janganlah jago bersilat

Century, kemanakah 6,7 Triliun?

Sadarlah, kalian sudah jadi culun!

Yang bersembunyi di balik alun-alun…

Hanya untuk membeli su’un

Dan membeli rumah-rumah susun

Namun masih tetap diayun-ayun

Entahlah, siapa yang melepaskan busur

Yang terlalu sering memakan bubur

Hingga membuat perut jadi subur

Dan jadikan kalian sang tuan takur

Oh, sang pelaku, kami bersyukur

Jika kalian tidak main ubur-ubur

Bukan maksud untuk menggusur

Tapi hanya ingin kalian jujur

Daripada kalian gugur dan hancur lebur

Ketika masuk ke alam kubur

Ditulis : Jakarta, Jumat, 1 Januari 2010 pukul 20.35 - 21.03 WIB

02 Desember 2010

Sobat KREATif Nusantara dan Mancanegara (updated: 27 November 2010)

SUMATRA

Nangroe Aceh Darussalam
Mukhyar
Raisa Kamila Humam

Bengkulu
Adhiah Juliarti Harahap

Palembang
Neva Arsita


BANGKA BELITUNG

Pangkal Pinang
Stevy Liura

Belinyu

Devi Yulia


DKI JAKARTA
Aditya Gilank Pratama
Ahmad Bachtiar (RK)
Ahmad Wiza Walady
Ahmad Roziqi
Andrian Kurnia (RK)
Anisa Wulandari
Ardiansyah Putra
Arif M (RK)
Dede Ahmad Junaidi (RK)
Dhika Alfianti
Dian Bastiar
Dita Aljelia
Fathiyah
Febriyadi
Ignatia Japri
Janita
Khalisa Herning
Laili Ramadini
Liony Permatasari
Lita Ardena
Mathesa Rasvi Riminda
Muhammad Akmal
Muhammad Reza
Muhammad Yaumil Pasha
Nenden Ayu Wulandari
Nita Oktaviya
Noval Kurniadi
Puti Rosdina Alif
Reza Firmansyah
Rifqi Adhitya
Sarah Elyzabeth Gultom
Siti Nur Rezki Maesyaroh
Siti Rokhmah
Tri Wahyu Resi Sugih Arti


JAWA BARAT

Bogor
Ni Luh Putu Ayu Eka Kartika Sari
Kurnia Sandi Girsang

Depok
Bimo Indraprasta A
Nityaningrum Duatibumi

Bekasi
Anggun
Astari Maghfira
Bastianto Ario Perwiro
Bondan Ario Prasetyo
Brisbania Ayu Saraswati Bhakti
Cory Michellin
Denik Laila Nur Islami
Fadhil Alkafi Wiratama
Febianza Mawaddah Putri
Nora Viali
Rafdhito Mahadika
Raisa Aurora
Stella Cynara Putri Amandara
Veneranda Dinda Putri Natalia Desire

Cirebon
Gabrielle Tatia

Bandung
Aida Yuni Kusumawardhani
Asep Ramdhani
Bima Syahab Hifmawan
Fionna Susilo
Rahadian Muslim
Suhaili Nazir
Tiffani Deshiant Pawestri


JAWA TENGAH

Semarang
Azmi Farah Fairuzia
Ingerawi Sekaring Bumi
Kiki Sosali Aziz
Rifqi Jundi
Vera Astuti

Purworejo
Karina Langit Rinesti

Pati
Gadis

Salatiga
Ratri Ika Pratiwi


JOGJAKARTA
Gladistria Putri Paputungan
Joko Sukamto Josuke
Rahadian Wahyuaji
Suryo Hapsoro
Vierna Tasya Wensatama
Winner Indi Manega
Yolanda Reptami Putri
Yudistira Riyadi Timothius


JAWA TIMUR

Surabaya
Nadia Ilmi
Nicky Putri Santoso
Sri Andiani
Vicko Gestantyo Anugraha

Jember
Citi Rahmati Serfiyani


KALIMANTAN

Pontianak
Ivana

Banjarmasin
Robby Adwa Fahlepi


BALI

Denpasar
Nuri Mandan Sari

Singaraja
I Gusti Bagus Ngurah Satya Wibawa

Tabanan
Ni Putu Ayu Ardania Setiawati

Karangasem
Made Dewinta Cahyaningtyas


MALUKU

Ambon
Yuni Tahuhey


SULAWESI

Menado
Michelle Carolane


NUSA TENGGARA

Bima (NTB)
Nurul Khusnul Khotimah

Mataram (NTB)
I Gusti Ayu Sri Gayatri Kancana Dewi
Dini
Eva
Rilnia Metha Sofia


PAPUA

Manokwari (Papua Barat)
Bunga Nieta Putri Vidanska


Mancanegara

Kuala Lumpur (Malaysia)
Dela Nila Wijaya

Perth (Australia)
Alfinda Agy Putri


Translokasi
Ni Luh Putu Ayu Eka Kartika Sari = Denpasar ke Bogor
Tiffani Deshiant Pawestri= Jogjakarta ke Bandung
Bima Syahab Hifmawan =Jogjakarta ke Bandung
Suhaili Nazir = Bangka Belitung ke Bandung
Nicky Putri Santoso = Bekasi ke Surabaya
Aida Yuni Kusumawardhani = Bekasi ke Bandung
Vicko Gestantyo Anugraha = Palembang ke Surabaya
Alfinda Agyputri = Jakarta ke Australia
Dela Nila Wijaya = Semarang ke Malaysia
Vera Astuti = Jakarta ke Semarang

Contact Person:
Sumatra, Babel, & Kalimantan: Adhiah Juliarti Harahap
DKI Jakarta: Call KREATif Centre
Jawa Barat: Suhaili Nazir
Jawa Tengah & Jogjakarta: Joko Sukamto Josuke
Jawa Timur: Nadia Ilmi
Bali, Nusa Tenggara, Maluku, & Sulawesi: I Gusti Ayu Gayatri Kancana Dewi
Papua: Bunga Nieta Putri Vidanska

KREATif Call & SMS Centre: 0817 82 82 30
email: penulismuda.ina@gmail.com

Ingin gabung?? Kirimkan emailmu melalui email KREATif yang ditujukan kepada Contact Person masing-masing daerah ^_^

27 November 2010

3 tahun Komunitas Remaja Pena Anak Kreatif (KREATif) Berkarya







Selamat Ulang Tahun!

Sobat KREATif, Hari ini, 27 November 2010 Komunitas Remaja Pena Anak Kreatif genap berusia 3 tahun. Terimakasih atas dukungan semua pihak sehingga kami bisa terus eksis menyuarakan hak-hak anak melalui tulisan. Semoga di tahun-tahun yang akan datang, KREATif dapat terus berkarya lebih baik lagi untuk Indonesia

“Otanjoubi omedetou gozaimasu KREATif~ Semoga kita bisa tambah sukses menyuarakan hak-hak anak dalam bentuk tulisan dan semoga bisa bertahan sampai kapanpun. Amin~”, Muhammad Akmal, KREATif DKI Jakarta.

“Selamat ulang tahun KREATif Indonesia. 3 tahun layaknya seorang manusia adalah waktu yang tepat untuk mulai belajar berlari dengan seimbang ya! Begitu juga dengan kita. Kita akan terus berusaha belajarberlari dengan konsistensi yang kuat mengejar tujuan kita bersama. Maju terus anak Indonesia. Saya cinta KREATif, saya cinta Indonesia!!! :)”

Aditya Gilank Pratama, KREATif DKI Jakarta.

“Tanjoubi omedetou gozaimasu! Selamat mengulang tahun kejayaan buat KREATif!! Harapan kita adalah menjadi komunitas remaja yang terkemuka! Semangat! \(>A<*)/”,

Nityaningrum Duatibumi, KREATif DKI Jakarta.

“Selamat ulang tahun yang ke-3 KREATif! Semoga tambah sukses, terus berkarya dan tidak pernah absen menulis untuk suara anak-anak Indonesia. I love you KREATif! :D”

Sarah Elyzabeth Gultom, KREATif DKI Jakarta.

“Selamat ulang tahun KREATif! Semoga semakin kreatif!”

Astari Maghfira, KREATif DKI Jakarta.

“Selamat ulang tahun KREATif. Semoga di tahun-tahun berikutnya kita bisa terus berkarya dan menyuarakan hak-hak anak. “

I Gusti Ayu Sri Gayatri K.D, KREATif Lombok, NTB.

“Happy 3rd anniversary for KREATif. More creative, more innovative… : )))”

Nicky Putri Santoso, KREATif Surabaya.

“Happy birthday KREATif. Selalu sehat, dan panjang umur, tambah kompak isinya dan tetap selalu berkarya :)”

Veneranda Dinda Putri N.D, KREATif DKI Jakarta.

“Bonne anne KREATif. Semoga semakin mampu menyuarakan suara anak Indonesia!”

Rahadian Wahyuaji, KREATif Yogyakarta.

“Happy birthday KREATif. Semoga bertambah kreatif. Semoga KREATif semakin jaya, sukses selalu membangun kreatifitas anak-anak Indonesia!”

Winner Indi Manega, KREATif Yogyakarta.


Seperti tumpeng yang menjulang dan selalu menjadi bagian dari peringatan ulang tahun, semoga KREATif juga dapat menjadi komunitas yang “menjulang” itu…


21 November 2010

Anak Indonesia Bicara Tentang Bencana

Tema permasalahan: Bencana Alam di Indonesia

Ini dia beberapa pendapat anak KREATif tentang bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia:

1) Gayatri Kancana - KREATif NTB
Bencana alam memang tidak membuat semua orang Indonesia mengungsi dan menderita. Tapi, harusnya membuat kita bertanya, sudah berbuat apa kita sampai alam memberi peringatan keras.

2) Veneranda Dinda - KREATif Jakarta
Dengan bencana alam, secara langsung rakyat diperingatkan untuk lebih menjaga lingkungannya.

3) Vicko Gestyanto - KREATif Surabaya
Bencana yang terjadi di Indonesia ini sebenarnya bukanlah sebuah musibah yang harus disesali, melainkan sebuah peringatan dari TUHAN agar kita sadar akan perbuatan salah yang kita perbuat dan semakin cinta akan lingkungan di sekitar kita.

4) Gladistria P. - KREATif Yogyakarta
Sandiwara merapi entah sampai kapan, hanya Tuhan dan merapi yang tau. Mari berdoa, merenung dan tetaplah bersyukur. Mungkin ini salah salah satu cara Tuhan untuk menyadarkan kita dari segala perbuatan. ulurkan tanganmu, berbagi dan tersenyum lah :) .

5) Noval - KREATif Jakarta
Buat teman-teman yang sabar ya.... badai pasti berlalu kok!.

6) Rahardian Wahyuaji - KREATif Yogyakarta
Tuhan memberikan kesempatan bagi makhluknya untuk mempelajari alam ciptaan-Nya.

20 November 2010

MASIH ADA ‘TEROR’ DI NEGERI INI

KREATif DKI Jakarta: Noval Kurniadi


Pernahkah Anda mendengar kisah tentang Kevin Carter, seorang fotografer yang meraih penghargaan bergengsi Pulitzer 1994 lantaran fotonya yang fenomenal, tentang seorang anak Sudan yang berjuang keras menuju tempat pembagian makanan sementara di belakangnya ada seekor burung pemakan bangkai yang hendak memakannya?

Pernahkah pula Anda mendengar kisah tentang seorang ibu yang merebus sebuah batu besar demi menenangkan anak-anaknya yang sedang kelaparan? Lalu setiap kali anak itu bertanya ibunya selalu menjawab dengan nada serupa, “Tunggu, sebentar lagi! Makanannya belum matang nak!”. Berkali-kali anak-anaknya bertanya, berkali-kali pula ibunya terpaksa berbohong lantaran ketiadaannya pangan yang dimiliki. Hingga pada akhirnya si ibu harus berpikir keras demi nasib esok karena anak-anaknya sudah tertidur lelap.

Kebanyakan orang mendefinisikan terorisme adalah tindak kejahatan manusia yang bisa mengancam keamanan dan pertahanan suatu negara, seperti kasus bom Bali misalnya. Padahal jika kita berpikir lebih terbuka, arti ‘terorisme’ jauh lebih luas daripada itu. Sesuatu yang bisa mengancam serta meneror bangsa ini juga bisa dikategorikan sebagai tindakan terorisme, termasuk masalah kelaparan.

Jika tidak percaya, lihatlah berita-berita masa kini dan amatilah apa yang terjadi dengan saudara-saudara kita di luar sana! Ribuan orang berbondong-bondong hanya demi mendapatkan nasi aking, anak-anak menangis histeris bahkan hingga bayi-bayi mungil yang hanya bisa memamerkan gigi-giginya yang belum tumbuh sembari mendengar jeritan suara lambung. Terpaksa mereka hanya bisa memakan nasi yang dicampur garam, air tajin dan bahkan jika tidak memungkinkan, mereka hanya akan memakan ‘bualan dan janji-janji kosong’ dari para penguasa serakah saja.

Kelaparan adalah bukti dari masih adanya terorisme di negeri ini. Ia akan tetap melekat dalam identitas bangsa selama kita terus-terusan duduk manis di kursi malas. Buktinya kasus kelaparan dan malnutrisi masih menjadi teror yang mengerikan di negeri ini. Bahkan telah menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak ingatkah kita betapa susahnya generasi terdahulu demi mendapatkan makanan lantaran hasil panennya selalu diambil oleh para penjajah? Lantas mengapa ketika sudah merdeka keadaan itu kembali terjadi?

Jika masalah ini terus dibiarkan, maka jangan harap kita bisa melihat anak-anak alias generasi-generasi penerus dapat hidup dengan makmur. Kelaparan tak ubahnya ulat-ulat liar di sebuah kebun yang tak terurus dan anak-anak ibarat dedaunannya. Mereka menggerogoti kaum-kaum papa, memupuskan cita-cita anak bangsa dan bahkan menambah daftar panjang perjalanan buruk bangsa ini. Nah, jika sudah begini, apa yang harus kita lakukan sebagai generasi penerus khususnya dalam menangani masalah kelaparan dan malnutrisi?

Semakin terpenuhinya nutrisi di suatu negara maka semakin baik keadaan negara itu. Sebaliknya, semakin minimnya asupan nutrisi maka semakin memprihatinkan pula keadaannya. Bersyukurlah bagi anda yang bisa makan enak hari ini. Sebab apa yang bisa anda makan hari ini belum tentu bisa dimakan pula oleh saudara-saudara kita di luar sana.

Pada April 2010 saja misalnya, hanya satu dari empat kabupaten di NTT saja yang relatif makmur, yaitu kabupaten Sumba Barat Daya. Sementara Tiga kabupaten lainnya yakni Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur mengalami krisis pangan. Hal ini diakibatkan oleh musim kemarau yang datang lebih cepat sehingga mereka gagal panen. Alhasil, terpaksa sekitar 30.000 warga 121 desa dari seluruhnya 140 desa di kabupaten Sumba Timur memakan pisang karena tidak memiliki beras. Mungkin kita masih bisa tertawa lega pada saat itu. Namun bagaimana dengan keadaan anak-anak? Di saat mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup, mereka malah harus puas dengan bualan para penguasa serakah. Sungguh ironis!

Jika ada genting yang bocor, sudah pasti kita memperbaikinya. Jika tidak, tentu akan ada rembesan-rembesan air yang masuk ke dalam rumah ketika hujan turun. Akibatnya, rumah menjadi basah dan keadaannya menjadi lebih parah. Sama halnya dengan kelaparan dan malnutrisi, maka sudah saatnya kita untuk bertindak. Selayaknya kita mengantisipasinya sebelum ‘rumah’ kita menjadi lebih buruk.

Menurut saya akar dari permasalahan ini adalah kesadaran. Khususnya terhadap ASI. Sungguh naas. Pemahaman masyarakat kita terhadap betapa pentingnya ASI masih tergolong minim. Padahal dalam dalam website YKAI dijelaskan bahwa berdasarkan rekomendasi dari UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ASI eksklusif - yang berarti hanya memberikan ASI tanpa tambahan makanan atau cairan - selama enam bulan pertama dapat menyelamatkan nyawa setara lebih dari 30.000 anak Indonesia setiap tahunnya. Pemberian ASI sampai dengan usia dua tahun, dengan tambahan makanan pendamping, dapat juga membantu pertumbuhan anak-anak mencapai potensi mereka secara optimal. Maka dari itu kiranya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat perihal penekanan angka malnutrisi perlu ditingkatkan lagi.

Kelaparan erat kaitannya dengan rendahnya perekonomian rakyat. Kiranya membeli produk dalam negeri adalah salah satu solusi yang bisa kita lakukan. Minimal dapat membantu saudara-saudara kita dalam meningkatkan produktivitas produk dalam negeri. Sebab hal itu berpengaruh terhadap perekonomian rakyat sehingga pada akhirnya akan berdampak pada penurunan angka kelaparan dan malnutrisi di Indonesia.

Pemerintah juga harus bertindak proaktif. Salah satu caranya adalah dengan menegakkan kedaulatan pangan bangsa. Menurut Serikat Petani Indonesia (SPI) setidaknya ada tujuh cara yang harus ditempuh. Pertama, pemerintah selayaknya melakukan pembaruan Agraria. Kedua pemerintah semestinya memberikan hak akses rakyat terhadap pangan. Ketiga pemerintah harus menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan. Keempat pangan untuk pangan dan tidak sekadar komoditas yang diperdagangkan. Kelima, pemerintah harus melakukan pembatasan penguasaan pangan oleh korporasi. Keenam pemerintah selayaknya melarang penggunaan pangan sebagai senjata. Terakhir, sebaiknya pemerintah memberikan akses kepada petani-petani kecil untuk perumusan kebijakan pertanian. Jika salah satu cara tersebut dilaksanakan, dengan demikian dapat dikatakan pemerintah tidak hanya berusaha dalam mengentaskan masalah kelaparan dan malnutrisi di Indonesia melainkan juga memenuhi hak anak bangsa, yakni hak hidup dan tumbuh-kembang.

Sebuah pepatah mengatakan, “Ada banyak jalan menuju Roma”. Tentu ada banyak cara demi mengatasi teror di negeri ini. Bukan mustahil teror itu dapat teratasi asalkan dengan catatan, maukah kita bertindak dan saling bahu-membahu demi membungkam jeritan lambung anak bangsa?

19 November 2010

PEMBUNUH ANAK ITU BERINISIAL “S”

Dimuat di Harian Seputar Indonesia edisi Rabu, 15 September 2010

KREATif DKI Jakarta : Noval Kurniadi

Sembari bertolak pinggang, seorang ibu berdiri di depan pintu rumahnya. Raut wajahnya tampak tak bersahabat. Kedua alisnya mengerut. Kesabarannya pun sudah habis. Betapa tidak, putra kecilnya tak kunjung pulang padahal hari sudah menjelang malam. Tampaknya ia keasyikan bermain bola.

Namun begitu anaknya pulang, si ibu malah menghujat anaknya dengan kata-kata negatif.

“Dasar anak nakal! Main saja sana biar puas!”

Kontan mata si anak berkaca-kaca seakan mau menangis. Apalagi setelah ibunya mengucapkan kata-kata yang berkonotasi negatif.

Lain lagi dengan si Eko. Ia malah diomeli oleh ibunya lantaran tidak berhati-hati ketika berjalan. Akibatnya gelas yang dipegangnya pun pecah. Saking kesalnya, si ibu menghujatnya, “Dasar anak bodoh! Makanya jangan ceroboh kalau berjalan!”

Dua cerita di atas bukanlah penggalan cerpen, melainkan sebuah realita kehidupan dimana anak sering menjadi korban dari pembunuh berinisal 'S'. Ya, “S”, apalagi kalau bukan sugesti.

Ya, mungkin si anak memang salah. Toh, mengapa ia pulang terlalu sore? Dan toh,mengapa ia tidak berhati-hati ketika berjalan? Siapa suruh pulang terlalu sore? Jalan kok tidak berhati-hati! Bukankah demikian inti dari dua cerita di atas?

Namun jika kita berpikir lebih terbuka pada dua kisah tersebut, sadarkah kita bahwa tak jarang kitalah yang menjadi penyebab hancurnya generasi muda dan anak-anak masa kini? Bukan karena diri mereka sendiri?

Ya, kerap kali kita dibuat geram oleh tingkah polah anak kecil. Entah itu karena kenakalannya, kecerobohannya, bahkan kelalaiannya. Namun etiskah jika kita mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya diucapkan?

Tentu saja tidak etis. Marah boleh saja, namun kita, selaku orang dewasa selayaknya tidak langsung 'to the point' apalagi hingga mengucapkan kata-kata kasar terhadap lawan cilik yang kita hadapi, melainkan harus memberikan mereka pengertian dan pemahaman dengan baik tentang mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebab biar bagaimanapun juga anak punya hak untuk tumbuh kembang. Jadi jangan langgar hak mereka dengan mencap mereka dengan hal-hal yang berkonotasi negatif. Jadikan mereka sebagai subjek, bukan sebagai objek. Jadikan mereka sebagai kawan berdiskusi, bukan sebagai anak bawang yang masih belum pantas untuk didengar pendapatnya.

Alangkah bijaknya jika orangtua atau siapa saja menanggapi ulah nakal dan ceroboh si anak dengan penuh kelemahlembutan dan pengertian. Bukan menghujatnya. Semisal mengelus rambut sembari berkata, "Tak apa-apa sayang, ibu maafkan. Kamu anak ibu yang paling pintar kok. Namun lain kali tidak boleh diulangi lagi ya...".

Kata-kata dasar bodoh! dasar anak nakal! mungkin mudah untuk diucapkan. Tetapi sayang seribu sayang, justru itulah penyebab 'mudahnya' anak untuk menjadi pribadi yang lebih buruk. Semakin sering orangtua menanami atau mencap seorang anak dengan sugesti negatif maka semakin besar pula orangtua itu mengizinkan pembunuh itu bersemayam di otaknya. Pembunuh? Ya, sebab tanpa disadari, kata bodoh dan nakal yang entah sengaja ataupun tidak sengaja diucapkan akan masuk ke dalam otak bawah sadar. Lalu secara tidak langsung akan membunuh si anak dengan mengubah pribadinya sesuai dengan sugesti yang diterima. George Herbert Mead mengatakan bahwa masa anak-anak adalah masa preparatory stage dimana terjadinya proses meniru. Tak terkecuali jika si anak melakukan suatu perbuatan buruk karena merekam lalu meniru ‘cap negatif’ yang pernah dilontarkan kepadanya dalam kehidupan sehari-hari.

Loh, mengapa demikian? Tentu saja, karena pada dasarnya, otak adalah organ terhebat yang dimiliki oleh manusia, dimana tidak ada satu pun file yang terhapus dan seseorang akan berperilaku sesuai sugesti yang ditanamkan. Tergantung apakah itu bernilai negatif ataukah positif.

Tanpa disadari sugesti berpengaruh cukup besar terhadap perkembangan kepribadian seorang anak. Lagipula bukankah ucapan yang dilontarkan oleh orangtua adalah doa bagi anaknya sendiri? Termasuk ketika ia menghujat anaknya dengan kata-kata nakal dan bodoh?

Saya miris melihat kenyataan yang ada. Di lingkungan saya banyak terdapat anak kecil. Namun naas, tak jarang saya mendengar anak-anak itu mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya mereka ucapkan semisal, “bego lu!”. Belum lagi jika mereka mengucapkan kata-kata yang keluar dari kebun binatang. Mungkin terdengar simpel dan sepele, Namun justru itulah pertanda betapa prihatinnya keadaan generasi penerus bangsa ini. Jika sudah begini, tampaknya ada yang perlu diperbaiki dari cara mendidik si anak dalam keluarganya.

Kini yang menjadi pertanyaannya adalah mengapa setiap kali anak berbuat nakal kita acapkali memberinya hukuman ketimbang memberikan apresiasi atau pujian atas kegiatan positif yang dilakukannya? Bukankah ini tidak adil? Layaknya sebuah neraca, maka neraca 'hukumanlah’ yang lebih berat.

Bukan salah anak jika ia berbuat nakal. Anak adalah insan yang masih bersih hatinya yang belum bisa membedakan antara yang baik dan buruk. Maka tak patut rasanya jika kita dengan serta merta menyalahi seorang anak. Namun orang dewasa, tak peduli siapakah dia, penanam benih cap negatif itulah yang seharusnya bertanggungjawab. Bukan mustahil anak-anak alias generasi penerus kita menjadi generasi berkualitas selama kita bijak dan dewasa dalam menyikapi 'uniknya' kepribadian anak.


18 November 2010


Komunitas Remaja Pena Anak Kreatif
(KREATif)

mengucapkan


08 September 2010


Komunitas Remaja Pena Anak Kreatif
(KREATif)

mengucapkan


SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H

Mohon maaf lahir dan bathin

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa

A-Z Puasa Ramadhan

Amal.
Dibulan suci ini, Amal menjadi sesuatu yang sangat berharga. Sedikit amal, berlipat-lipat pahalanya.bagaimana bila banyak beramal?
Baca.
Baca bisa dijadikan alternatif yang sangat positif untuk mengisi waktu-waktu kosong selama bulan puasa. Baca apa saja, dari mulai Al-Qur’an bahkan mungkin hanya sekadar Komik.
Ceramah.
Dari pada mendengarkan gossip yang ujung-ujungnya membicarakan orang lain, akan sangat lebih bermanfaat apabila kita mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan. Selain berpahala, mendengarkan ceramah keagamaan juga bisa dijadikan penyegaran untuk otak kita dari pikiran-pikiran yang negatif.
Dermawan.
Berkembangnya Sikap ini adalah salah satu target dari Output dari bulan Raamadhan. Karena di byulan ramadhan kita dilatih untuk mendermawankan diri kita untuk menahan lapar,haus dan emosi kita dalam berpuasa.
Emosi.
Salah satu yang dapat membatalkan puasa kita adalah meledaknya kita dalam amarah. Oleh karena itu, pada saat bulan puasa kita harus lebih memaksimalkan diri kita dalam menjaga emosi kita agar selalu dalam keadaan yang tenag dan jauh dari amarah.
Fardu.
Berpuasa di Bulan Ramadhan adalah sebuah kewajiban(Fardhu) bagi umat muslim. Selain itu berpuasa juga tercantum dalam salah satu rukun Islam.
Gunawan.
Bulan Ramadhan itu Gunawan. Yaitu banyak kebaikannya. Di bulan ini, kita disuguhkan berbagai macam kesempatan untuk berbuat baik jadi tergantung bagi kita untuk memanfaatkannya.
Halangan.
Halangan yang dimaksud disini adalah Halangan yang ditujukkan bagi para perempuan. Seperti yang kita tahu bahwa Perempuan yang sudah menginjak remaja hingga batas umur tertentu akan mengalami yang namanya Menstruasi. Perempuan yang sedang mengalaminya tidak diperbolehkan untuk berpuasa namun tetap harus menghormati yang berpuasa dan jangan sekali kali dijadikan alibi untuk tidak berpuasa padahal tidak sedang Halangan.

Ikhlas.
Dalam bulan Ramadhan kita juga dilatih untuk lebih meningkatkan kualitas kita untuk bersikap Ikhlas. Caranya dengan prosedur dalam berpuasa itu sendiri. Yaitu kita dituntut untuk menahan lapar,haus dan Emosi dengan diliputi perasaan Ikhlas dalam menjalankannya.
Jaga diri.(1)
Pada saat berpuasa, kita dituntut untuk jaga diri kita untuk menambah kualitas dari Ibadah puasa kita. Jaga diri yang paling utama itu adalah Jaga Diri kita dari hal-hal yang berbau negatif.
Jelas.(2)
Berpuasa di bulan Ramadhan itu jelas. Maksudnya jelas ialah kita sebagai umat muslim secara jelas dituntut untuk berpuasa di bulan Ramadhan dan juga sudah tertera dalam Rukun Islam.
Jalan-Jalan.(3)
Ini yang paling sering kita lakukan pas ngabuburit. Kemana pun termasuk walau hanya sekadar jalan-jalan di sekitar rumah,dsb.
Khusyuk.
Sebagaimana sebuah Ibadah, Berpuasa juga memerlukan kekhusyukan. Itu dapat berupa kesungguhan kita untuk berpuasa dengan niat yang ikhlas karena Allah.
Lapar.
Dalam berpuasa, Lapar adalah tantangan yang berat berupa perasaan yang apabila dapat kita lawan akan mengundang banyak berkah pada kita apabila kita bisa melawannya.
Makna.
Bulan Ramadhan adalah bulan yg penuh Makna. Banyak didalamnya terdapat Keutamaan-Keutamaan yang hanya dimiliki oleh Bulan Ramadhan.
Nafsu.
Salah satu Hal utama yang yang dituntut dalam berpuasa adalah ketrampilan kita untuk menahan Nafsu. Baik itu menahan Nafsu untuk makan, menahan nafsu untuk minum, dsb.
Orang Tua.
Di bulan Ramadhan juga salah satu kesempatan kita untuk lebih berbakti kepada orang tua. Bisa dilakukan dengan banyak cara. Hanya dengan berpuasa saja pasti dapat membuat orang tua kita tersenyum hatinya karena mereka dapat melihat anaknya mengerjakan kewajiban yang positif yaitu berpuasa.
Pahala.
Bulan Ramadhan adalah kesempatan bagi kita untuk mengumpulkan pahala yang sebanyak-banyaknya. Karena di bulan ini, pahala yang ada akan dilipat gandakan. Apabila kita mengerjakan yang sunah, pahalanya kan setara dengan ibadah wajib. Dan bila kita melakukan yang Wajib, maka pahalanya akan berlipat-lipat lebih banyak dari yang seharusnya.
Quran.
Baca Quran adalah salah satu hal yang sangat ideal untuk kita kerjakan pada saat bulan Ramadhan. Terlebih lagi, Baca Qur’an juga dapat kita jadikan alternatif untuk ngabuburit. Jadi selain menunggu waktu berbuka kita dapat sambil mendapatkan pahala yang tentunya tidak sedikit dengan baca Qur’an.
Rutinitas.
Jangan mentang-mentang Puasa, rutinitas kita diabaikan seenaknya. Apalagi rutinitas yang penting, rutinitas sebagai pelajar, contonhya. Karena, semakin banyak kita beraktivitas, semakin banyak pula kesempatan kita untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya.
Sahur.
Sahur itu ibarat penyedap dalam sayuran. Sehingga, bila tidak Sahur, pasti jaga akan ada sesuatu yang kurang dalam berpuasa.
Tantangan.
Bualn puasa juga identik dengan tantangan. Tangan dimana kita harus menahan lapar, menahan haus, menahan emosi dsb. Tapi justru dengan adanya tantangan itu,kita akan mendapat berkah yang lebih apabila kita berhasil menghadapinya.
Uang saku.
Di bulan-bulan lain, tentunya uang saku yang kita dapatkan akan kita gunakan untuk memenuhi keinginan2 kita untuk membeli sesuatu, jajan adalah salah satunya. Secara otomatis, uang saku yang kita dapatkan di Bulan Ramadhan pasti akan lebih sukar habis karena di bulan Ramadhan kecendrungan bagi kita untuk jajan sangat sedikit. Bila begitu, uang yang seharusnya kita habiskan untuk jajan bisa kita tabungkan atau lebih baik lagi kita sisihkan untuk orang yang tidak mampu.
Vit.
Kita harus selalu dalam kondisi yang Vit dalam menjalankan ibadah puasa agar tidak ada alasan bagi kita untuk lemas dan malas untuk beraktifitas di bulan puasa.
Waktu.
Waktu di bulan puasa adalah waktu-waktu yang sangat mulia, dimana setiap hal positif yang kita lakukan di waktu bulan puasa akan diridhoi oleh Allah SWT dan oleh karena itu, kita harus sebagaimana mungkin pandai memanfaatkan waktu di bulan puasa.
Xtra Tenaga.
Dalam berpuasa, kita tetap masih harus melakukan rutinitas-rutinitas penting yang biasa kita lakukan. Oleh karena itu, tentunya kita pasti memerlukan Xtra tenaga untuk melakukan rutinitas tersebut. Rutin minum vitamin adalah salah satu yang ideal untuk mendapatkan Xtra tenaga.
Yayasan.
Sekali-kali kita bisa mengunjungi Yayasan-yayasan sosial seperti Yatim Piatu. Disana, kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti buka puasa bersama anak-anak Yatim piatu disana dan tentunya akan mengundang banyak sekali pahala.
Zakat.
Zakat merupakan salahsatu kegiatan ngabuburit di akhir Ramadhan. Kita bisa menunggu waktu berbuka sambil mengurus penerimaan Zakat di Masjid. Tentunya, pahalanya pasti berlipat ganda.




Aditya Gilank Pratama_KREATif Jakarta

24 Juli 2010 : Makan Siang bersama Bu Linda

Hari ini, 24 Juli 2010, merupakan hari yang sangat menyenangkan. Suatu kehormatan bagiku mendapat undangan makan siang bersama Ibu Linda Amalia Sari Gumelar, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Undangan makan siang ini bertempat di kediaman Ibu Linda sendiri, Kawasan Panglima Polim, Jakarta Selatan pukul 11.30 WIB.

Sekitar pukul 10.30 WIB, aku mendapat kabar dari Kak Susan

Halo Nita, hari ini kamu ke rumah Bu Menteri, ya? Acaranya jam setengah duabelas”

Hah?? Ke rumah Bu Menteri, Kak?? Alamatnya dimana??”

“Iya, kamu ke rumah Bu Linda. Ada undangan makan siang bersama. Nanti alamatnya kakak kirimin. Kamu janjian ya, sama Kak Adit, ketemuan dimana gitu. Oiya jangan lupa, promosiin KREATif”

“Oh iya deh, Kak. Nanti aku hubungi Kak Adit”

Ya, begitu singkatnya informasi yang diberikan Kak Susan. Tak lama kemudian, masuklah pesan singkat dari Kak Susan.

Kak Susan

Jalan Panglima Polim III No.146.

Dengan berbekal informasi dadakan yang diberikan oleh Kak Susan, aku berusaha mencari alamat tersebut bersama Kak Adit yang merupakan seorang Penulis Muda Indonesia 2010 (kategori SMA). Aku dan Kak Adit tak henti-hentinya berteleponan. Karena kami berdua sama-sama belum mengetahui rumah Ibu Linda, akhirnya kami berdua bertemu di dekat terminal Blok M.

Menyusuri hiruk pikuk kota Jakarta yang penuh dengan asap kendaraan bermotor, dan kemacetan, aku berusaha untuk sampai di terminal Blok M sebelum pukul 11.30 WIB. Tapi apa daya? Kondisi jalanan yang macet memaksaku untuk tiba di rumah Bu Linda tidak tepat waktu.

Setelah melewati jalanan ibu kota yang sangat macet, aku bertemu kak Adit di dekat terminal Blok M. Karena kami sama-sama tidak tahu rumah Ibu Linda, akhirnya kami naik taksi dari Blok M untuk menuju rumah Ibu Linda.

Tak lama kemudian,kami menemukan rumah Ibu Linda. Perasaan kami sungguh tidak enak, sebab kami tiba di sana pada pukul 12 kurang 10 menit, dan yang membuat perasaan kami lebih tidak enak lagi, kami tiba pada saat bu Linda sedang menyampaikan sambutannya di depan para tamu undangan.

Di hadapan kami saat ini ada dua kursi kosongn untuk tempat duduk kami. Senangnya lagi, aku mendapat 2 teman baru. Percaya atau tidak, satu dari dua orang diantara mereka berumur 13 tahun, tapi postur tubuhnya lebih tinggi dari aku. Hal ini membuatku minder, karena aku berbadan lebih pendek darinya. Ah, tapi aku harus percaya diri.

Ada juga, seorang anak yang bernama Michael, ia merupakan seorang tuna netra, tapi ia sangat pandai memainkan piano. ‘Merinding’ saat melihat ia memainkan lagu “Indonesia Pusaka” dengan pianonya, lagu ini juga merupakan lagu favorit Ibu Linda Gumelar. Bagiku, walaupun Michael tidak bisa melihat keindahan dunia, tapi ia mampu mengindahkan dunia bagi yang melihatnya.

Suatu kehormatan pula bagiku, ketika aku diizinkan mengucapkan harapan-harapanku kepada Ibu Linda.

Aku pun menceritakan kepada Bu Linda tentang hobiku, yaitu menulis. Aku juga memberi tahu Bu Linda mengenai prestasi pertamaku di bidang tulis menulis, yaitu saat aku menerima penghargaan sebagai The Best Indonesian Young Writers 2010, Juni lalu.

Setelah mendengar cerita singkat dariku, Ibu Linda melontarkan sedikit kalimat : “Berarti kamu punya potensi”. Sungguh, kalimat yang diutarakan Bu Linda memacuku untuk terus meraih prestasi.

Bukan hanya aku yang diperbolehkan mengucapkan harapan, tapi Kak Adit, para Pemimpin Muda Indonesia dan anak Indonesia yang lainnya pun boleh.

Ingat pesan Kak Susan, maka setelah selesai acara, Kak Adit memberikan buletin KREATif kepada Ibu Linda. Banyak tamu undangan yang ingin berfoto bersama Bu Linda, sehingga Kak Adit hanya memberikan buletin KREATif, tanpa menjelaskan apa itu KREATif.

Tidak ingin melewatkan kesempatan, aku dan Kak Adit pun berfoto bersama Ibu Linda. Sayangnya, kami berdua tidak membawa kamera. Sehingga, kami tidak membawa oleh-oleh untuk kami bawa pulang. Terpaksa, kami foto menggunakan kamera teman kami.

Tanpa menyesal, kami pun sadar, bahwa kami punya satu oleh-oleh yang kami bawa pulang, yaitu pengalaman makan siang bersama Ibu Menteri. Khususnya aku, rasanya bahagia sekali hari ini aku mendapatkan kesenangan yang berlipat-lipat. Kemarin, aku diundang oleh Bapak Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghadiri Peringatan Hari Anak Nasional. Hari ini, aku diundang makan siang bersama Ibu Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindingan anak. Tak luput dari itu, aku juga senang mendapat teman-teman baru dari Pemimpin Muda Indonesia dan anak Indonesia lainnya. Hari ini adalah pengalaman tak terlupakan untukku.


Nita Oktaviya_KREATif Jakarta
Peraih penghargaan Penulis Muda Indonesia 2010 kategori SMP

18 Agustus 2010


Komunitas Remaja Pena Anak Kreatif (KREATif)
mengucapkan

Selamat Ulang Tahun Proklamasi Republik Indonesia
ke 65
Jayalah selalu Indonesiaku, pena-pena kami akan selalu menari untukmu