Halaman

21 April 2008

Paradigma Sekolah

Teman teman..
apakah kalian menyadari bahwa telah terjadi semacam pergeseran paradigma terhadap fungsi dan tujuan sekolah?


Mungkin jarang sekali dari kita yang menyadari hal tersebut, dikarenakan kesibukan dan tugas sekolah yang seabrek. Maka dari itulah, di sela kesibukan saya , saya ingin share dengan teman- teman mengenai pengamatan saya terhadap masalah ini.

Sekolah pada awalnya didirikan dengan maksud untuk mendidik putra- putri bangsa agar menjadi insan yang memiliki kecerdasan intelegensia dan bermoral baik. Namun pada kenyataanya saat ini, tujuan mulia ini mengalami pergeseran. Adapun fungsi sekolah, sebagai lembaga pendidik, tempat untuk mencetak generasi penerus bangsa yang baik, kini telah berubah menjadi sebuah lembaga yang memiliki kecenderungan bisnis dan materialistis. Para guru pun lebih banyak memposisikan diri mereka sebagai staff pengajar, bukannya pendidik. Perlu diperhatikan! Mengajar dan mendidik berbeda. Di dalam pendidikan, terdapat nilai- nilai moral, sopan santun yang diajarkan. Tidak jarang pula di sekolah terjadi kasus kekerasan. Hal ini semakin diperparah dengan kenyataan bahwa yang melakukan kekerasan tersebut adalah guru. Guru, yang seharusnya menjadi orang tua, pembimbing dan pelindung siswa di sekolah, justru melakukan kekerasan terhadap para siswanya. Kekerasan yang dilakukan pun beragam, mulai dari kekerasan fisik, psikis (mental), sampai seksual.

Adapun penyebab masalah ini adalah masalah yang kompleks. Mulai dari pribadi tiap-tiap orang, latar belakang budaya, sosial, ekonomi, kurangnya keseriusan pemerintah dalam memandang masalah pendidikan di Indonesia, serta perhatian masyarakat yang minim terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Semua masalah itu saling bersatu padu, bercampur, membuat suatu padatan masalah yang sulit untuk diuraikan.

Namun, sampai kapankah kita membiarkan masalah ini tidak diperhatikan secara serius? Bukankah pendidikan anak-anak dan para generasi muda adalah hal yang seharusnya diberi perhatian dengan porsi yang besar? Bukankah hal ini menyangkut masa depan bangsa? Maukah kita dididik dalam sebuah lembaga yang "menyimpang"? Tentu tidak! Maka dari itu, marilah bersama- sama, dengan kesabaran dan konsistensi kita perbaiki dunia pendidikan di Indonesia. Masalah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, namun tanggung jawab kita semua. Kita pun sebagai generasi muda harus menjadi manusia-manusia yang kritis terhadap keadaan sekitar dan dengan cepat bertindak ketika suatu penyimpangan terjadi.

Dan jika konsistensi terus dipertahankan, bukan sekedar "meluruskan" kembali fungsi dan tujuan sekolah, namun juga bisa saja suatu hari kita akan melihat pendidikan Indonesia sebagai suatu cahaya penuh harapan nan menjanjikan dalam mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menyongsong dunia dalam era globalisasi.


Nicky Putri. S
;)

Tidak ada komentar: