Halaman

18 April 2008

Dan pohon pun tak pernah menuntut…

Tak ada yang istimewa saat pertama kali kulihat pohon itu.
Entah siapa yang meletakkannya di bawah pohon, tapi awalnya kupikir pohon melati jepang itu hanya memenuhi lahan pot yang menjadi tempat duduk kami. Namun, aku tetap penasaran. Akhirnya kudapati diriku memandangi pohon bertangkai tipis dan berdaun hijau muda seperti kertas krep itu. Entahlah apa ia dapat melihatku juga.
Banyak sekali orang yang melintas di depan Ruang OSIS, tempat pohon itu diletakkan. Mulai dari anak-anak yang latihan taekwondo, mengurus administrasi sekolah, memarkirkan mobil, dan bahkan hanya sekedar lewat. Pohon itu seakan lebih tahu siapa saja yang melintas di depannya, tapi ia tak pernah bereaksi.
Seringkali kedua temanku memadu kasih melewati pohon itu, kami teman-temannya, selalu cekikikan setiap kali melihat mereka, tapi pohon itu diam saja.
Tak sedikit orang yang membuang sampah di bawah pohon itu, tapi pohon itu tidak pernah memaki mereka.
Berbondong-bondong mobil parkir di depan pohon itu. Asap mobil pun seringkali berhembus, menyita oksigen yang ia perlukan. Lagi-lagi, pohon itu tak berkomentar.
Di saat matahari terik, di mana orang-orang berusaha melepaskan dahaga mereka dengan minuman dingin, pohon itu tetap terdiam di tempatnya, walaupun lama kelamaan daunnya yang hijau itu berubah menjadi lemas dan sisanya mulai membusuk.
Suatu sore, datanglah seseorang membawa sebuah ember dan gayung. Ia menyiramkan beberapa gayung air ke pohon itu sore itu, dan besoknya, dan besoknya lagi, dan hari-hari berikutnya.
Pohon itu memang tak pernah berkata terima kasih, namun daunnya kembali hijau, dahan-dahannya meninggi, dan tunas-tunas pun muncul. Nasibnya sangat bergantung kepada orang itu, yang mungkin justru tidak sadar dengan tindakannya.
Sederhana, tetapi realita. Bahwa sebuah pohon yang tidak pernah mengeluh, sangat membutuhkan seseorang yang menyayanginya. Bagaimana dengan miliyaran tanaman di bumi, yang pasrah akan nasibnya dan mereka pun tak pernah menuntut…


JANITA - SMAN 78 Jakarta

Tidak ada komentar: