Halaman

11 Oktober 2011

OMOB Palembang : Mau Roti? Yuk Potong Kuku!

“Aku dak ngemis, Yuk. Aku nyemir sepatu. Kalo ngemis tu samo cak nyumpahi uwong tuo.” (Aku ga ngemis, Kak. Aku nyemir sepatu. Kalau ngemis itu sama seperti nyumpahin orang tua) _Muhammad Qori Alwi Hasan_

9-10-11, benar-benar tanggal yang cantik ya, sobat KREATif! :D

9-10-11, KREATif SUMSELl mengadakan aksi ONE MAN ONE BREAD di Palembang, bekerja sama dengan kakak-kakak IKMABIRA (Ikatan Mahasiswa Bumi Rafflesia) dan kakak-kakak ZEAL COMMUNITY, lho! Kakak-kakak fakultas lain yang tersebar di UNSRI juga ada beberapa orang yang menawarkan diri langsung untuk menjadi relawan yang turun ke jalan.

Pagi-pagi sekali jam 8 pagi kakak-kakak relawan sudah berkumpul di lapangan Masjid Agung untuk melancarkan aksinya. Kakak-kakak yang dari Indralaya (kota mahasiswa UNSRI) malah jam 7 sudah berangkat karena perjalanannya kira-kira 32 km atau memakan waktu kurang lebih 1 jam (kalo tidak macet).

Alhamdulillah sekali donatur pin mencapai 360 pcs, dan dana yang terkumpul sebesar Rp 1.880.000,-

Kegiatan OMOB Sumsel ini direncanakan dengan sangat matang. Relawan yang terkumpul ada 45 orang. Kegiatan tidak hanya sebatas membagi-bagikan roti saja, tetapi juga memberikan sosialisasi dan kegiatan kepada anak-anak jalanan.

Relawan yang terkumpul dibagi menjadi 4 kelompok diwilayah yang tersebar, dan terdapat masing-masing ketua (kakak tutor ketua) di masing-masing kelompok itu. Di Kelompok Pamor ada Kak Ben, Kelompok Atmo ada Kak Adhiah, Kelompok Charitas ada Kak Anton, dan Kelompok Monpera ada Kak Ebit. (nama kelompok berdasarkan nama lokasi tempat masing-masing)

Masing-masing kelompok memiliki aksi tersendiri lho dengan kreativitas sendiri. Kakak-kakak tutor juga menyediakan kado dan lainnya untuk anak-anak jalanan.

Di kelompok Pamor, Kak Ben dkk mengadakan sosialisasi bahaya narkoba dan lem aibon. Selain itu juga nyanyi bareng dan lomba ngamen. Bagi yang bagus, hadiahnya berupa komisi. Tapi sayangnya adik-adik yang di sana ingin cepat-cepat pulang dikarenakan ingin membantu orang tua mereka mencari uang. :(

Di kelompok Atmo, Kak Adhiah dkk sempat keliling-keliling mencari anak jalanan untuk dikumpulkan di suatu tempat. Akhirnya terkumpul juga. Di Atmo, Kak Adhiah mengadakan tanya jawab. Bagi yang bisa menjawab diberi kado. Adik-adik yang bisa nyanyi ke depan atau bercerita juga diberi kado. Jadi semuanya semangat untuk mendapatkan kado. Kado berupa perlengkapan sekolah dan snack. Ada cerita menarik, lho! Adik kita, Muhammad Qori Alwi Hasan (tukang semir sepatu), sewaktu ada peraturan yang sudah dapat kado tidak boleh jawab pertanyaan lagi, Qori tidak mau tunjuk tangan lagi, padahal teman-teman lainnya masih tetap tunjuk tangan walau sudah dapat kado. Sewaktu ditanya kenapa, Qori jawabnya, “Kan yang sudah dapat kado tidak boleh tunjuk tangan lagi.” Jujur ya Sobat KREATif! Berarti Qori menghargai kesempatan untuk teman lainnya. Terus ada adik kita yang bercerita tentang cita-cita. Dia bilang mau jadi petinju seperti Chris John! Di depan teman-teman dia beraksi seperti Chris John! :D Lucu ya teman-teman.

Di Atmo juga mengadakan aksi potong kuku untuk menjaga kebersihan. Jadi, sebelum makan roti, adik-adik harus membersihkan tangan terlebih dahulu dan memotong kukunya yang kotor dan panjang. Kak Adhiah dkk memotong kuku adik-adik dan membersihkannya dengan tissue dan hand sanitizer. Baru deh mereka boleh dikasih roti. Mereka juga diberikan majalah anak-anak untuk bacaan. Anak-anak pada rebutan dan semangat sekali membaca. Malah ada yang menceritakannya ke depan kepada teman-temannya.

Di kelompok Charitas benar-benar sayang sekali. Padahal Kak Anton dkk sudah menyiapkan konsep acaranya dengan matang, sudah mempersiapkan kado, dan ada Kak Sony (Zeal Community) yang mau menghibur adik-adik untuk bernyanyi bersama dengan gitarnya. Tapi jalanan kisaran Charitas disterilkan oleh Satpol PP karena ada kampanye pemilihan bupati. Jalanan benar-benar steril! Padahal di sana anak jalanan biasanya terbilang rame, lho! Tiba-tiba hari minggu kemarin malah tidak ada sama sekali. Mereka tidak berani keluar. Kak Anton dkk sudah memindahkan lokasi ke arah Cinde, tetapi tetap saja anak jalanan tidak ditemukan. Akhirnya, Kak Anton dkk ikutan gabung di lokasi Atmo dan mengisi acara juga di sana. Kuis berhadiah dan nyanyi bareng Kak Sony. Acaranya jadi semakin seru. Malah adik-adik ada yang request lagu. Mereka semangat sekali menyanyikan lagu ST 12, hafal semua. Orang-orang yang berhenti di lampu merah melihat ke arah OMOB di Atmo. Acara jadi heboh dan menyenangkan.

Di kelompok Monpera, Kak Ebit dkk mengadakan lomba mengarang. Bagi yang menang diberi hadiah. Adik-adik mengarang tentang pengalaman mereka sewaktu berjualan plastik atau menyemir sepatu. Ada yang nyontek lho waktu mengarang. :D Ada juga yang takut nulis tentang Satpol PP karena dia takut Kak Ebit dkk adalah orang terkait, tapi setelah dijelaskan, akhirnya mereka berani menulis tentang waktu dikejar Satpol PP. Ada juga adik kita yang tidak bisa baca dan nulis, akhirnya kakak tutor lain yang mengajarkan menulis alfabet.

Salah satu isi karangannya, “Pagi-pagi aku pergi sekolah dari jam 7. Selesai pulang sekolah saya pun nyemir sepatu. Sehari dapat 10 ribu kadangan 8 ribu. Aku pernah dikejer budak aibon, saya dipintai duit. Aku pun lari aku pun langsung naik mobil bis kota aku pun pulang.” (Pebri, kelas V SD, cita-cita jadi polisi). Lucu ya karangannya dan kalimatnya masih belum rapi. (keterangan: budak aibon=anak jalanan yang menghisap lem aibon, dipintai duit=dipalak)

Setelah masing-masing kelompok selesai melancarkan aksi, roti yang berlebih dibagikan kepada pengemis, pemulung, tukang sapu jalan, dan abang becak. Setelah itu para relawan berkumpul di titik berkumpul semula di lapangan Mesjid Agung, sholat Zuhur berjamaah, dan foto bersama di bundaran, dengan menggunakan banner ONE MAN ONE BREAD KREATif SUMSEL yang telah ditandatangani para donatur pin, dan banner ZEAL COMMUNITY.

Semoga acara OMOB SUMSEL ini tidak berhenti di sini saja ya. Semoga ada program jangka panjangnya. Bahkan ada di antara kakak-kakak di sini yang berencana menjadikan adik-adik sebagai kakak asuh, untuk sering dijenguk, diawasi perkembangan sekolahnya, dan diajari belajar. ^^ -Adhiah Juliarti Harahap, KREATif Bengkulu-

Tidak ada komentar: