Halaman

21 September 2008

Parlemen Remaja Indonesia

Tahukah teman-teman apa yang diperingati seluruh dunia pada tanggal 15 September kemarin? Tentunya bukan hari ulang tahun bumi, apalagi hari ulang tahun si penulis. Jika teman-teman malas bermain tebak-tebakan, ini sedikit petunjuknya, hari tersebut memperingati sesuatu yang akan dirayakan bangsa Indonesia tahun 2009. Ya! Pemilu! Namun bukan hari pemilu internasional, pemilu bisa disama-artikan dengan pesta demokrasi rakyat. Maka pada tanggal 15 September kemarin dunia memperingati Hari Demokrasi Internasional.

Pasti teman-teman sangat asing mendengar hari peringatan yang satu ini. Hari peringatan demokrasi ini memang baru menjadi ketetapan PBB sejak setahun yang lalu. Meski demikian teman-teman jangan sampai tertinggal berita mengenai kabar terbaru ini. Demokrasi telah menjadi bagian perkembangan dan modernisasi dunia. Diakui sebagai roda penggerak kehidupa sosial. Sekarang dimana-mana, mau memilih Pak Lurah, ketua RT, ketua OSIS, ketua kelas bahkan menentukan keputusan dalam keluarga, semua orang dan anggota berhak dan wajib berbicara. Sudah bukan masanya setiap peraturan ditentukan satu orang atau hanya dari kalangan tertentu. Demokrasi memberikan kita rasa percaya diri untuk mengeluarkan jalan pikiran, tidak perlu takut opini kita dinilai buruk, karena tidak ada pendapat yang salah dalam demokrasi.

Kemarin, tepatnya Senin 15 September 2008 di gedung DPR Hari Demokrasi Internasional dirayakan dengan dibentuknya Parlemen Remaja Indonesia. Parlemen remaja ini merupakan cerminan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari kalangan remaja usia 15-17 tahun. Sebelumnya pada tanggal 6-7 September 2008 siswa/i dari SMU se-Jabotabek diundang ke Wisma KOPO, Puncak, untuk diberi pembobotan serta pengarahan mengenai sistem rapat anggota dewan, arti demokrasi, bagaimana menentukan keputusan, serta informasi mengenai hak-hak anak, agar kita sebagai remaja sadar dan memperjuangkan hak untuk berpartisipasi dalam masyarakat dan berani mengemukakan opini. Acara ini diselenggarakan YKAI – DPR RI untuk melatih generasi muda mewarisi demokrasi di Indonesia.

Pada tanggal 6-7 September 2008, kami banyak berkenalan dengan kawan-kawan baru dan saling bertukar pengalaman, ditambah dengan suasana bulan puasa, sahur bersama teman-teman dari berbagai kalangan terasa sangat erat. Fasilitator dan narasumber juga sangat membantu kami mempersiapkan simulasi rapat kerja yang akan dilakukan Parlemen Remaja Indonesia di gedung DPR tanggal 15 September 2008. Simulasi rapat kerja ini mengambil tema Lingkungan Hidup. Pada latihan simulasi rapat kerja di Wisma KOPO tanggal 7 September 2008, materi rapat bertemakan ”Program Penghijauan Pada RAPBN 2009 dalam Rangka Mengurangi Dampak Pemanasan Global” antara Kementerian Lingkungan Hidup dengan Komisi VII (Lingkungan Hidup) DPR.

Dalam simulasi rapat tersebut, memang dibuat sebenar-benarnya sesuai rapat kerja DPR. Ada berbagai fraksi yang dibentuk, terdiri dari beberapa orang teman kami, adapula fraksi yang terdiri dari 1-2 orang, adapula yang terdiri dari 10 orang lebih, sesuai cerminan bapak ibu legislatif yang duduk di kursi DPR. Bedanya fraksi-fraksi ini tidak diberi nama seperti nama partai di Indonesia, melainkan dengan nama buah-buahan. Ada fraksi Maja, fraksi Manggis, fraksi Kelapa, fraksi Naga, fraksi Duku, fraksi Matoa dan sebagainya. Kemudian ditentukan 5 ketua fraksi sebagai pimpinan sidang, salah satunya bernama Hendris sebagai ketua sidang. Sementara adapula yang berperan dari kalangan Pemerintah, seperti Raisa yang berperan sebagai Menteri Lingkungan Hidup dibantu 8 Dirjen seperti Stella, Janita, Abizar, Guntur, Sabatini, Apri, Apsada, dan Khusnur dan teman lainnya yang menjadi staff ahli kementerian.

Rapat yang membahas masalah RAPBN untuk mengurangi dampak pemanasan global ini berlangsung seru. Beberapa fraksi menilai kinerja Kementerian selama ini belum maksimal dalam menanggulangi kerusakan lingkungan di Indonesia sehingga penambahan anggaran untuk Kementerian Lingkungan Hidup dirasa akan sia-sia. Beberapa fraksi yang mendukung pemerintah dan menjadi oposisi pemerintah berargumen sengit, tidak ketinggalan dari pihak pemerintah pun mempertahankan pendiriannya bahwa penambahan anggaran sangat berguna dalam kelancaran program kerja Kementerian Lingkungan Hidup. Berbagai interupsi dikeluarkan, hingga ketua sidang yakni Hendris kewalahan dan memutuskan menolak semua interupsi, membuat sejumlah teman-teman anggota fraksi berdecak kecewa. Wah, ternyata tidak mudah menentukan masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan negara, karena setiap orang tentunya punya kepentingan masing-masing. Makin banyak kepala, makin banyak pemikiran, makin banyak ide, dan makin banyak pula masalah yang dangkat ke permukaan. Tidak terbayangkan bagaimana repotnya anggota DPR menentukan rancangan undang-undag dan berbagai kebijakan lainnya.

Selama simulasi rapat, fasilitator berkali-kali mengoreksi agar kami menggunakan kata sapaan ’anggota dewan yang terhormat’ kepada anggota fraksi dan harus menggunakan kata ’fraksi’ atau ’pemerintah’ untuk mengganti sebutan ’kami’.

Meski demikian tidak ada amarah yang terpendam dari kami semua. Selesai simulasi rapat, kami justru saling bercanda dan tertawa terbahak-bahak membahas simulasi rapat. Akhirnya, pada tanggal 15 September 2008 simulasi rapat kerja yang sesungguhnya diadakan di Gedung DPR-RI. Awalnya kami agak tegang untuk memulai rapat ini. Namun rapat justru berjalan lebih baik diluar perkiraan. Rapat ini membahas topik yang berbeda yaitu ”Program Pemerintah dalam Mengurangi Dampak Pemanasan Global di Indonesia”. Interupsi yang berlangsung tidak sama sengitnya dengan simulasi rapat di Wisma Kopo. Namun tetap anggota fraksi bersikap kritis dalam materi rapat ini. Selama setengah jam tercapailah keputusan bahwa Car Free Day akan diberlangsungkan 2 kali dalam sebulan, lebih diperketatnya aturan hukum pada masalah lingkungan, menerapkan gaya hidup selaras dengan alam, serta pemerintah akan meningkatkan kegiatan riset/penelitian untuk mencari energi dan bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

Kami tidak tahu apakah hasil keputusan rapat ini sama persis dengan program kerja Kementerian Lingkungan Hidup yang asli atau tidak, namun kami berharap agar hasil keputusan rapat ini dapat dibawa oleh salah satu anggota DPR untuk diusulkan ke kementerian.
Setelah acara berlangsung, kami berbuka puasa bersama, saling bertukar alamat dan nomor telepon. Kami sepakat bahwa Parlemen Remaja Indonesia 2008 tidak akan berhenti sampai disini. Kami berusaha agar tetap saling berhubungan dan terus ikut berpartisipasi, memperhatikan masalah sekitar dan memperjuangkan aspirasi. Semoga suatu saat Parlemen Remaja Indonesia dapat benar-benar duduk di kursi DPR.
Parlemen Remaja Indonesia.... Ayo!!!!!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

he..............
pa kbr tim kreatif/|????
mkin kreatif aja nih, kalau ada acara-acara lagi undang lagi ya. btw, tim kreatif itu terbuka untuk umum atau ada syarat masuk, he........kan bisa menjadi wadah berorganisasi......

adhi mengatakan...

mbak, mau tanya angkatan kita nggak ada kelanjutanya ya? cm ikut tahun lalu terus nggk ada lagi ceritanya.... katanya kita mau di jadiin panitia di acara berikutnya?