Halaman

25 November 2009

Ada Apa Di Balik Iklan Kosmetik Masa Kini??

KREATif Jkt: Raisa Aurora

Melihat iklan komersial televisi yang seolah tiada habisnya, menawarkan produk pemutih wajah dan badan, pelurus rambut, penumpas jerawat, penjernih mata, pemancung hidung, dan masih banyak lagi yang bisa diperjualbelikan. Pernahkah kita berpikir sudah sejauh mana pengaruhnya dalam kehidupan kita? Sudahkah kita menyadari betapa besar dampak yang ditimbulkan terutama oleh iklan-iklan produk kecantikan dalam kehidupan remaja?

Masa remaja, seperti yang dialami semua orang, adalah saat kapal kehidupan kita terombang-ambing. Bingung akan kemana arah angin membawa, banyak remaja diam saja tidak melebarkan layar untuk menentukan tujuannya berlabuh dan pasrah tertiup angin. Beberapa terjun ke jurang, beberapa mampu kembali ke pelabuhan. Banyak godaan yang dialami terutama dalam urusan percintaan. Cinta seolah-olah menjadi tujuan hidup dalam kehidupan yang baru seumur jagung itu. Cinta seringkali menjadi pendorong kehidupan remaja masuk ke jurang. Seperti yang dinyanyikan Mei-Chan “aku mau makan, kuingat kamu, aku mau tidur, kuingat kamu, ke kamar mandi juga ingat kamu…”. Hingga saat ujian sekolah masih sempatnya terpikir tentang si dia.

Untuk yang satu ini, berbagai hal dilakukan (terutama) remaja perempuan untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Satu jurus ampuh ya… mempercantik diri! Seperti yang diilustrasikan novel teen-lit "Me vs High Heels", betapa seorang perempuan rela berkorban mengubah dirinya demi menjadi sosok ideal bagi lelaki pujaannya. Hal ini menjadi ladang bagi perusahaan-perusahaan kosmetik mengeruk laba. Untuk memutihkan wajah, hingga selusin produk ditawarkan. Pemutih wajah pagi, siang, malam, pemutih di sekitar mata dan sebagainya. Untuk perawatan rambut pun demikian. Tentunya semua itu membutuhkan dana yang membelalak mata. Lalu apa yang didapat setelah ‘perjuangan’ para gadis-gadis itu mempercantik diri? Jawabannya sudah anda ketahui.

Bahkan ada iklan yang membuat saya tidak habis pikir, berbunyi seperti ini “Wajahmu mengalihkan duniaku”. Menampilkan seorang gadis ayu yang mampu membuat lelaki lain menghentikan kegiatannya dan menatapnya tanpa berkedip (agak berlebihan untuk kehidupan nyata). Sedangkal itukah kehidupan ini? Hingga sangat penting untuk mampu membuat seorang lelaki tertarik kepada perempuan secara fisik. Tidak ada iklan yang menampilkan seorang lelaki terkagum-kagum menghadapi perempuan mandiri yang berani mengambil keputusan hidupnya. Kemudian di akhir cerita sebaris kalimat tertulis “Kau adalah apa yang telah kau lakukan” atau “Be Dare With Yourself”.

Membuang uang hanya untuk perawatan wajah membuat kita menjadi individu yang egois. Kita tidak melakukan hal lain yang lebih berguna, menghasilkan pemikiran baru, berguna untuk lingkungan. Remaja saat ini digiring untuk menjadi homogen, punya gaya yang sama, topik pembicaraan yang sama, selera (dalam musik atau gaya hidup) yang sama. Dalam urusan fisik sekalipun, perempuan-perempuan saat ini tampil dalam wujud yang sama. Semua akibat konsep kecantikan yang ditawarkan dalam produk-produk kosmetik tersebut.

Iklan-iklan tersebut tanpa disadari membuat kaum perempuan, terutama remaja, masih diatur dalam kebudayaan patriarki. Dimana kecantikan ideal adalah perempuan lembut, berkulit putih, berambut hitam-lurus-panjang, tinggi, langsing. Mengapa kita tidak bisa menentukan sendiri apa itu bentuk kecantikan? Kita bisa mendobrak makna kecantikan di mata perempuan. Entah kamu berkulit sawo matang, berkulit kuning, berhidung bulat atau mancung, berambut tipis atau lebat, panjang atau pendek, kita mampu tampil menarik, dengan kecerdasan kita. Tidak selalu dengan kecerdasan di bidang akademik, kamu bisa menonjol karena humor-humormu yang cerdas, kecerdasanan bermusik, atau kecerdasan mengambil keputusan.

Banyak perempuan yang menonjol karena dia mau tampil berbeda. Di dunia politik misalnya Hillary Clinton atau Aung San Suu Kyi. Mereka bukan perempuan-perempuan yang tengah sibuk mempercantik diri, mereka fokus pada tujuan hidupnya. Aung San Suu Kyi yang memperjuangkan nasib rakyatnya menghadapi junta Myanmar, serta Hillary yang bertekad membuktikan perempuan mampu memimpin negara adidaya sekalipun. Kemudian ada Tracy Chapman di dunia bermusik, Virginia Woolf dalam kesusasteraan, atau tokoh fiksi Nyai Ontosoroh rekaan Pramoedya A. Toer dalam novel tetralogi Buru. Mereka adalah inspirasi bahwa menjadi perempuan tidak selalu berhubungan dengan kecantikan lahiriah. Tracy Chapman hadir dengan lagu-lagunya yang unik, Virginia Woolf menyeruak dengan novel-novelnya yang berbau feminisme, Nyai Ontosoroh menjadi tokoh fiksi kontroversial karena wataknya yang mandiri dan berani menentang kolonial Belanda dalam novel tetralogi Buru. Apakah pernah diceritakan bahwa setiap malam mereka mengoleskan krim pemutih wajah? Menggunakan conditioner secara teratur? Tentu tidak.

Pencapaian tertinggi dalam kehidupan manusia adalah untuk dikenang dan dicontoh. Kita dikenang karena apa yang telah kita perbuat bukan karena kita mampu menjadi yang tercantik. Dongeng-dongeng pengantar tidur tentang putri-putri cantik yang menemukan pengeran impiannya, sudah usang di abad ini. Saatnya perempuan menjadi tonggak penyelamat hidupnya, bukan menunggu seorang pangeran menyelamatkannya dari cengkraman monster. Tampil cantik sah-sah saja, namun sebaiknya tidak berlebihan hingga mengikis kepribadian kita yang menarik, jangan memusatkan pikiran hanya dalam tuntutan fisik. Berani tampil berbeda! Dare To Be Beautiful As You Want!

RAISA AURORA
Mahasiswa Ekonomi Sumberdaya Lingkungan
Fakultas Ekonomi Manajemen
Institut Pertanian Bogor

16 November 2009

PERAIH UNICEF AWARD 2009

Pengumuman Penerima Penghargaan Lomba Menulis Esai Nasional 2009

Berdasarkan hasil Keputusan Dewan Juri Penghargaan Lomba Menulis Nasional 2009, menetapkan 2 (dua) Penerima Penghargaan Lomba Menulis Nasional 2009 Kategori SMP dan Kategori SMA, beserta 9 (sembilan) finalis Kategori SMP dan 9 (sembilan) finalis Kategori SMA.

Berikut ini, nama 2 Penerima Penghargaan Lomba Menulis Esai Nasional 2009 (UNICEF AWARD FOR THE BEST INDONESIAN YOUNG WRITER 2009) dan 9 Finalis Lomba di setiap kategori:

Kategori SMP

Nama: Sri Andiani

Judul: Susahnya Mencari Sekolah Bagi Mereka

Sekolah: SMP Alam Insan Mulia Surabaya Jl. Medokan Semampir Indah No. 99 – 101 Surabaya 60119

Kategori SMA

Nama: Gabrielle Tatia

Judul: Siluet

Sekolah: SMA Santa Maria 1 Cirebon Jl. Sisingamangaraja No. 22 Cirebon 45112 Telp. 0231 – 203712/ 243480

Sembilan finalis Kategori SMP:

1. Nama: Michelle Carolane

Judul: Siapa Takut Jadi Pemimpin?

Sekolah: SMPK Santa Maria II Jl. Panderman 7A, Malang

2. Nama: I Gusti Ayu Sri Gayatri Kancana Dewi

Judul: Agenda 2009: Indonesia Harus Operasi Wajah dan Hati

Sekolah: SMPN 2 Mataram Jl. Pejangkik No. 5 Mataram Telp. 0370 632533

3. Nama: Made Dewinta Cahyaningtyas

Judul: Hidupku Terampil, Aku Memimpin

Sekolah: SMPN 2 Amlapura Jl. Jendral Sudirman Amlapura Kab. Karangasem – Bali

4. Nama: Amanda Rismawaddah

Judul: Intan

Sekolah: SMP Negeri 128 Jl. Hercules Squadron Halim Perdana Kusuma

5. Nama: Ni Putu Ayu Ardania Setiawat

Judul: Aku, Rasa Takutku dan Pemimpin Bangsa

Sekolah: SMP Saraswati 1 Tabanan Bali

6. Nama: Fionna Susilo

Judul: Harapan Bagaikan Bintang

Sekolah: SMP Waringin Jl. Kebonjati No. 209

7. Nama: Citi Rahmawati Serfiyani

Judul: Kami Butuh Pemimpin yang Jujur dan Anti Korupsi, Jika Tida Ada, Biar Kami Kelak yang Jadi Pemimpinnya!

Sekolah: SMPN 1 Jember Jl. Dewi Sartika No. 1 Jawa Timur

8. Nama: Dewi Setyowati

Judul: Dicari Pemimpin yang Peduli Anak-Anak Jalanan

Sekolah: SMP Negeri 7 Semarang Jl. Imam Bonjol 191 A Semarang

9. Nama : Rahadian Muslim

Judul: Surat untuk Ayah

Sekolah: SMPN 1 Bandung Jl. Ksatriaan No. 12 Pasirkaliki Kota Bandung

Sembilan finalis Kategori SMA:

1. Nama: Nadia Ilmi

Judul: Pemimpin Bangsa, Saatnya Kita Mengubah “Mentalitas Priyayi” Anak Indonesia Menjadi “Mentalitas Entrepreneur”

Sekolah: Jl. Rungkut Asri Tengah Komplek YKP, Sby

2. Nama: Aditya Gilank Pratama

Judul: Aku Ingin Menjadi Presiden yang CERIA

Sekolah: SMAN 78 Jakarta Barat Jl. Bhakti IV/1 Komp. Pajak Kemanggisan, Jakarta Barat

3. Nama: Winner Indi Manega

Judul: Kandidat Pemimpin Yang Menyatu dengan Rakyatnya

Sekolah: SMA Muhammadiyah 1 Jalan. Gotongroyong II Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta

4. Nama: Indah Ayu PrameswariJudul : Anak VS Pemimpin Bangsa

Sekolah: SMA Negeri 1 Ponogoro Jl. Budi Utomo 1 Siman Ponorogo

5. Nama: Robby Adwa Fahlepi

Judul: Jangan Ajari Aku Berbohong

Sekolah: Jl. Mulawarman No. 25 Banjarmasin 70117 Kalimantan Selatan

6. Nama: Vierna Tasya Wensatama

Judul: Remaja Punya Suara

Sekolah: SMA Taruna Nusantara Jl. Raya Purworejo, Magelang – Jawa Tengah 56172

7. Nama: Neva Arsita

Judul: Pemimpin Bangsa Di Mata Anak

Sekolah : SMAN 5 Palembang Jl. Gotong Royong Sungai Buah Pelembang 30118 Telp. 0711 713259

8. Nama: Noval Kurniadi

Judul: Pemerintah Bak Kisah Nelayan Yang Membuang Mutiara

Sekolah: MA Al Falah Jl. K.H.Thohir Kampung BAru No. 43 Sukabumi Selatan Kebun Jeruk – Jakarta Barat 11560

9. Nama: Vicko Gestantyo Anugraha

Judul: Yang Muda Yang Berkarya

Sekolah: SMAN 3 Kayuagung Kls. X-4 Jl.Letnan Sayuti, Kel. Kedaton Kayuagung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

Selamat.........

JAKARTA DECLARATION

JAKARTA DECLARATION

National and International Child Welfare organizations from all regions of the world convened in the City of Jakarta, Republic of Indonesia, 22 - 24 October 2009, on the theme "Towards a safer and better world by realizing the rights of the Child" at the International Forum for Child Welfare's WorldForum'2009, do hereby make the following Declaration:

· CHILDREN’S PARTICIPATION: We pledge to all the children of the world that our actions will not only be for them but with them - that they are our partners in the development process.

· FULLY COMMIT THEMSELVES TO THE UN CONVENTION ON THE RIGHTS OF THE CHILD: We urge all governments that have not ratified the Convention on the Rights of the Child to expedite its ratification in their countries; and even more important that they fully implement its provisions; by incorporating it in their child welfare policies and legislation.

· GOVERNMENTS AGENDAS FOR CHILDREN: We ask the leaders of the world's governments to keep always at the forefront of their political, economic and social agendas the pressing needs of children and young people in pursuance of a safer and better world for them.

· MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS: We urge governments to review legal codes, policies and activities in the light of the United Nations Millennium Development Goals 7 and 8; and to take the necessary steps that will increase children's protection and participation in all decisions that affect their present situation as well as their future.

· MEDIA: We call upon the media to advocate for the wellbeing of the world’s children.

· CHILDREN’S RIGHTS: We ask all citizens of the world to contribute individually and through community and professional organizations, to learn about, defend and promote children's rights.

· PRESERVING FAMILIES: We believe that it is in the family where a child is best nurtured and cared for; and therefore governments and communities must exert all efforts to preserve the stability of families.

· REGIONAL INITIATIVES: We urge the ASEAN Child Rights Integrated Movement to intensify its efforts to protect children and youth from all forms of harm; as well as undertake specific actions aimed at ensuring the positive development of children to their maximum potential.

Jakarta, 24 October 2009

Adopted by the IFCW WorldForum 2009 Participants

Niresh Ramklass, Ray Dean Salvosa, Dr Lily Rilantono, Winarti Sukaesih-IFCW MembersJakarta Declaration Drafting Committee-2009

DEKLARASI JAKARTA 2009

Berbagai organisasi nasional dan internasional untuk Kesejahteraan Anak dari berbagai wilayah di dunia berkumpul untuk konferensi di Kota Jakarta, Republik Indonesia selama 22 - 24 Oktober 2009, dengan mengusung tema "Menuju dunia yang lebih aman dan lebih baik dengan pemenuhan hak-hak anak" di International WorldForum'2009, dengan ini membuat Deklarasi sebagai berikut:

· PARTISIPASI ANAK: Kami berjanji kepada semua anak di dunia bahwa tindakan kami tidak hanya untuk mereka, tetapi dengan mereka, dan bahwa mereka adalah mitra kami dalam proses pembangunan.

· BERKOMITMEN PENUH ATAS KONVENSI PBB TENTANG HAK ANAK: Kami mendesak semua pemerintahan negara yang belum meratifikasi Konvensi Hak Anak untuk mempercepat ratifikasi di negara mereka, dan bahkan yang lebih penting lagi bahwa mereka sepenuhnya melaksanakan ketentuan tersebut; dengan memasukkan masalah kesejahtran anak ini dalam kebijakan dan perundang-undangan mereka.

· AGENDA PEMERINTAH UNTUK ANAK-ANAK: Kami meminta para pemimpin dan kepala pemerintahan dunia untuk tetap berada di garis depan untuk menekankan kebutuhan anak-anak dan orang muda dalam agenda politik, ekonomi dan sosial mereka untuk penyelenggarakan dunia yang lebih aman dan lebih baik bagi mereka.

· TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM: Kami mendesak semua pemerintahan dunia untuk meninjau semua aturan hukum, kebijakan-kebijakan dan kegiatan-kegiatan dengan mengingat Tujuan Pembangunan Milenium PBB ke-7 dan 8; dan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan perlindungan dan partisipasi terhadap anak-anak dalam setiap keputusan yang mempengaruhi kondisi mereka saat ini dan juga bagi masa depan mereka

· MEDIA: Kami menyerukan kepada media untuk melakukan advokasi kesejahteraan anak-anak dunia.

· CHILDREN’S RIGHTS: Kami meminta semua warga dunia untuk berkontribusi, baik secara individu maupun melalui organisasi-organisasi masyarakat dan profesional, untuk memahami, mempertahankan dan mempromosikan hak anak-anak.

· MENJAGA KEUTUHAN KELUARGA: Kami percaya bahwa dalam keluarga adalah tempat terbaik bagi seorang anak untuk dipelihara dan dirawat; oleh karena itu pemerintah dan masyarakat harus mengerahkan segala upaya untuk menjaga stabilitas keluarga

· PRAKARSA REGIONAL: Kami mendesak ASEAN Child Rights Movement untuk mengintensifkan upayanya untuk selain melindungi anak-anak dan orang muda dari semua bahaya; juga yang penting adalah mengambil tindakan-tindakan tertentu untuk mencapai untuk menjamin perkembangan positif anak-anak untuk mencapai potensinya secara maksimal.

Jakarta, 24 October 2009

Adopted by the IFCW WorldForum 2009 Participants

Diadopsi oleh peserta-peserta IFCW WorldForum 2009 Niresh Ramklass, Ray Dean Salvosa, Dr Lily Rilantono, Winarti Sukaesih-Anggota IFCW

Komite Naskah Deklarasi Jakarta -2009



YOUTH PETITION 2009

YOUTH PETITION 2009

Children and youth are the next generation whose rights should and need to be protected and realized. These rights consist of the right to live, grow and develop, participate, and get protection. The fulfillment of these rights is the platform toward a safer and better world. To actualize the children’s rights, we need the role of media, good leadership, family and community empowerment, and also achievement of Millennium Development Goals.

The first topic is the role of media in promoting and protecting children’s rights. Media is a tool used to store and deliver information or data. There are two types of media, electronic media and non-electronic media. It has the role to inform, educate, entertain, and influence the viewers which should be balanced. Beside those, media also have roles to raise awareness of children’s rights and responsibilities, ensure children’s rights are promoted and protected, report on failures and neglect, highlight successes of the children and hold government and society accountable to the commitments made and goals set to promote and protect children’s rights. However, media is in fact poses threats for the children, such as the ineligible TV shows, the rating of the program which needs parental guide, and domination of addictive and non educative programs. These negative effects will cause problems that will greatly affect the children. The consumption of these TV shows may lead to addiction and misinterpretation.

The second topic is the effective community leadership in developing a safer and better world. Leader is someone who can lead his community. It contains passion, idealism, and taking initiative. Nowadays, the leaders haven’t applied the law. We got so many laws but there is only a little which is applied in the real life. It clearly can be seen that government is still slow in taking an action in solving the problems. It gives bad effects to the children in fulfilling their rights because the children are part of community that led by the leader. Besides that, there’s a lack motivation of the youth to be a good leader in the future. In some parts of the world, the youth has less knowledge and education about leadership. In our opinion, the ideal characteristics of a leader are honest, inspirational, charismatic, realistic, accountable, humble, innovative, and responsive. So, the implementation of the law will be consistent, especially in fulfilling child’s rights. And the youth can also be motivated by the leader itself because they are inspired by the leader.

The third topic is strengthening family and community empowerment. Family is a fundamental environment for everyone who becomes parts of it, especially children, to learn about values and norms before they face a larger community. Family should provide both material and immaterial needs. Families are the basic pillars in building a community. In reality, there are still many things lacking from our communities, some of them are social awareness, equal distribution of development benefits, and the right for children to express their ideas.

The last topic is Child’s Rights and MDGS. MDGs are eight goals to be achieved by 2015 which are related to child’s rights. However, the most significant goals regarding to child’s rights are education and reducing poverty. Many children around the world don’t get proper education and are beneath the shadow of poverty. The other goals are ensuring environmental sustainability and developing global partnership. In the world, a child dies every 15 seconds from disease attributable to unsafe drinking water, deplorable sanitation and poor hygiene and as of 2002, one out of six people worldwide – 1.1 billion total – had no access to clean water. About 400 million of these are children. Those problems cause a lot of implications such as low standard living of the children. That is why the goals of the MDGs need to be fulfilled in order to reach the ideal condition. The ideal condition is the high standard living, in which every child can have equal chance to obtain education and live properly.

Giving equal opportunities to all children to get a better life through education, protection, healthy life, and participation by:

  1. Implementing the United Nations Convention of the Rights of the Child (UNCRC)
  2. Giving more socialization to the parents about the importance of education,
  3. Increasing the quantity of children that get the education by offering free education,
  4. Increasing the quality of education by providing more facilities, distributing professional teachers, improving learning technology (internet and e-books) especially in the remote areas,
  5. Developing the leadership skills since early age through the formal and non formal education,

6. Providing rating for each (all) TV programs and helping in parents’ supervision in choosing the best TV programs which are suitable for their children,

7. Balancing the proportion of education, information, and entertainment in order to give good influence for children. We demand the government to make regulation about TV programs that contain 30% of promoting children’s rights,

8. Providing clean water and proper sanitation,

9. Founding independent youth-run communities with adults supervision in expressing our ideas and taking actions,

10. Proposing that there should be more activities to stimulate the participation of the youth such as competitions, projects, and conferences supported by stakeholders like government, NGOs, and other parties who concerns in youth interests,

11. Involving youth, activist and children in producing programs which are directed for the children themselves, “From children by children to children.”

12. Keeping an eye on every children and youth activities through the media to inspire and motivate the viewers, especially children, to do the action,

13. Giving children a chance to speak for themselves about their hopes and fears, their achievements, and the impact of adult behavior and decisions on their lives so that media can improve the representation of children’s issues,

  1. Providing new work fields and give some capital loan to the entrepreneurs to run a new business so that people can do their own living and also their child’s living,
  2. Making partnerships with NGOs and private sectors in the attempt of promoting child’s rights, and
  3. Making cooperation between the youth and the government to work together in making policy regarding the child’s rights and promoting the child’s rights.

By realizing these solutions, we hope we will be able to make safer and better world for the generations yet to come. The world in which there are peace, prosperity, and equality for the children.

PETISI KAUM MUDA 2009

Anak-anak dan remaja adalah generasi berikutnya yang hak-haknya harus dan perlu dilindungi serta diwujudkan. Hak-hak ini terdiri dari hak untuk hidup, tumbuh kembang, berpartisipasi, dan mendapat perlindungan. Pemenuhan hak-hak ini adalah program ke arah yang lebih aman dan dunia yang lebih baik. Untuk mengaktualisasikan hak-hak anak, kita membutuhkan peran media, kepemimpinan yang baik, keluarga dan pemberdayaan masyarakat, dan juga pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDG).

Topik pertama adalah peran media dalam mempromosikan dan melindungi hak-hak anak. Media adalah alat yang digunakan untuk menyimpan dan menyampaikan informasi atau data. Ada dua jenis media, media elektronik dan non-media elektronik. Memiliki peran untuk menginformasikan, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi para pemirsa yang harus seimbang. Di samping itu, media juga memiliki peran untuk meningkatkan kesadaran anak akan hak dan kewajiban, menjamin hak-hak anak dipromosikan dan dilindungi, melaporkan kegagalan dan kelalaian, menyoroti keberhasilan anak-anak, penanganan pemerintah, dan masyarakat bertanggung jawab kepada komitmen yang dibuat dengan tujuan yang ditetapkan untuk mempromosikan dan melindungi hak-hak anak. Namun, pada kenyataannya, media menimbulkan ancaman bagi anak-anak, seperti acara TV yang tidak memenuhi syarat, penilaian terhadap program yang memerlukan panduan orang tua, dan dominasi adiktif program-program non edukatif. Efek negatif ini akan menyebabkan masalah yang akan sangat mempengaruhi anak-anak. Konsumsi acara TV ini dapat mengakibatkan kecanduan dan salah tafsir.

Topik kedua adalah masyarakat yang efektif dalam mengembangkan kepemimpinan yang lebih aman dan dunia yang lebih baik. Pemimpin adalah seseorang yang dapat memimpin masyarakat. Ini berisi gairah, idealisme, dan pengambilan inisiatif. Saat ini, para pemimpin belum menerapkan hukum. Kami punya begitu banyak undang-undang tetapi hanya ada sedikit yang diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Jelas dapat dilihat bahwa pemerintah masih lambat dalam mengambil tindakan dalam memecahkan masalah. Ini memberikan efek buruk kepada anak-anak dalam memenuhi hak-hak mereka karena anak-anak merupakan bagian dari komunitas yang dipimpin oleh pemimpin. Selain itu, ada kekurangan motivasi para pemuda untuk menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Di beberapa bagian dunia, pemuda memiliki sedikit pengetahuan dan pendidikan tentang kepemimpinan. Menurut pendapat kami, karakteristik ideal seorang pemimpin yang jujur, penuh inspirasi, karismatik, realistis, akuntabel, rendah hati, inovatif, dan responsif. Jadi, penerapan hukum akan konsisten, terutama dalam pemenuhan hak-hak anak. Dan pemuda juga dapat termotivasi oleh pemimpin itu sendiri.

Topik ketiga memperkuat pemberdayaan keluarga dan masyarakat. Keluarga adalah lingkungan yang mendasar bagi setiap orang yang menjadi bagian dari itu, terutama anak-anak untuk belajar tentang nilai-nilai dan norma-norma sebelum mereka menghadapi komunitas yang lebih luas. Keluarga harus menyediakan baik kebutuhan material dan imaterial. Keluarga adalah pilar-pilar dasar dalam membangun sebuah komunitas. Pada kenyataannya, masih banyak hal yang kurang dari masyarakat kita, sebagian dari mereka adalah kesadaran sosial, pemerataan manfaat pembangunan, dan hak untuk anak-anak untuk mengekspresikan ide-ide mereka.
Topik yang terakhir Hak Anak dan MDGs. MDGs adalah delapan tujuan yang harus dicapai pada tahun 2015 yang terkait dengan hak-hak anak. Namun, tujuan yang paling penting mengenai hak-hak untuk anak adalah pendidikan dan mengurangi kemiskinan. Banyak anak-anak di seluruh dunia tidak mendapat pendidikan yang layak dan di bawah bayang-bayang kemiskinan. Tujuan lain menjamin kelestarian lingkungan dan mengembangkan kemitraan global. Di dunia, seorang anak meninggal setiap 15 detik dari penyakit yang disebabkan oleh air minum yang tidak aman, menyedihkan, sanitasi dan kebersihan yang buruk, dan pada 2002, satu dari enam orang di seluruh dunia - 1,1 milyar - tidak memiliki akses air bersih. Sekitar 400 juta anak-anak. Masalah-masalah tersebut menimbulkan banyak implikasi seperti standar hidup rendah dari anak-anak. Itu sebabnya tujuan MDGs harus dipenuhi untuk mencapai kondisi ideal. Kondisi yang ideal adalah standar hidup tinggi, di mana setiap anak dapat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan dan hidup dengan benar.

Memberikan kesempatan yang sama semua anak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik melalui pendidikan, perlindungan, hidup sehat, dan partisipasi oleh:

1. Menerapkan Konvensi PBB tentang Hak Anak (UNCRC)

2. Memberi lebih banyak sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan,

3. Peningkatan jumlah anak-anak yang mendapatkan pendidikan dengan menawarkan

pendidikan gratis,

4. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan lebih banyak fasilitas, mendistribusikan guru profesional, meningkatkan teknologi pembelajaran (internet dan e-buku) terutama di daerah-daerah terpencil,

5. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan sejak usia dini melalui formal dan non formal,

6. Memberikan rating untuk setiap (semua) program-program TV dan membantu orangtua dalam pengawasan memilih program TV terbaik yang cocok untuk anak-anak mereka,

7. Menyeimbangkan proporsi pendidikan, informasi, dan hiburan dalam rangka memberikan pengaruh yang baik bagi anak-anak. Kami menuntut pemerintah untuk membuat peraturan tentang program TV yang mengandung 30% dari mempromosikan hak-hak anak,

8. Menyediakan air bersih dan sanitasi,

9. Mendirikan independen jangka pemuda masyarakat dengan pengawasan orang dewasa dalam mengungkapkan ide-ide kami dan mengambil tindakan,

10. Mengusulkan bahwa seharusnya ada lebih banyak kegiatan untuk merangsang partisipasi para pemuda seperti kompetisi, proyek, dan konferensi yang didukung oleh para pemangku kepentingan seperti pemerintah, LSM, dan pihak lain yang concern pada kepentingan pemuda,

11. Melibatkan pemuda, aktivis dan anak-anak dalam memproduksi program yang diarahkan untuk anak-anak sendiri, "Dari anak-anak untuk anak-anak oleh anak-anak."

12. Mengawasi anak-anak dan remaja dalam setiap kegiatan melalui media untuk mengilhami dan memotivasi para pemirsa, terutama anak-anak, untuk melakukan tindakan,

13. Memberi anak kesempatan untuk berbicara sendiri tentang harapan dan ketakutan mereka, prestasi mereka, dan dampak dari perilaku orang dewasa dan keputusan tentang kehidupan mereka, sehingga media dapat meningkatkan representasi masalah anak-anak,

14. Menyediakan lapangan kerja baru dan memberikan pinjaman modal kepada pengusaha untuk menjalankan bisnis baru sehingga orang dapat menghidupi diri mereka sendiri dan juga hidup anak mereka,

15. Membuat kemitraan dengan LSM dan sektor swasta dalam upaya mempromosikan hak-hak anak, dan

16. Membuat kerjasama antara pemuda dan pemerintah untuk bekerja sama dalam membuat kebijakan mengenai hak-hak anak dan mempromosikan hak-hak anak.

Dengan menyadari solusi ini, kami berharap kita akan mampu membuat dunia lebih aman dan lebih baik untuk generasi-generasi yang akan datang. Dunia di mana terdapat perdamaian, kemakmuran, dan kesetaraan bagi anak-anak.